Sejarah Bangsa Israel #3: Nabi Yakub, Bapak Israel



Menurut catatan kuno, Nabi Ishaq menikah dengan gadis pilihannya bernama Rebecca. Ada yang menyebutkan dengan nama Ribkah. Tetapi dalam AlQur’an sendiri, tidak disebut dengan siapa nabi Ishaq menikah. Dari Rebecca, ia memperoleh dua anak laki-laki, masing-masing bernama Ya’kub dan Esau.

Dari cerita turun-temurun kita dengar, kedua bersaudara ini tidak pernah akur, selalu terjadi pertengkaran. Ya’kub memang berbeda nasib dengan Esau. Ya’kub lebih jelek dan miskin, sementara Esau lebih gagah dan kaya. Isterinya juga cantik, demikian juga anak-anaknya.
Merasa tidak tenang karena selalu diejek oelh saudaranya sendiri, Ya’kub minta izin kepada ayahnya untuk pergi memisahkan diri dari kelompok keluarganya itu. Ya’kub berjalan pada malam hari dan tiba di suatu tempat juga malam hari. Karena perjalanan malam itulah, Ya’kub disebut dengan julukan si Isra’. Artinya, si Pejalan Malam. Anak-anaknya kemudian disebut dengan Bani Israel. Keturunan inilah yang menjadi bangsa Yahudi sekarang yang menduduki Palestina secara paksa.
Dari dua isteri, Ya’kub memperoleh 12 anak. Salah satu diantaranya adalah Yusuf Alaihissalam yang kemudian hari itu juga diangkat menjadi Rasul. Ada cerita menarik tentang Yusuf ini, seperti yang terkandung dalam AlQur’an. Ternyata semua itu, memang sudah diatur oleh Allah SWT.
Dari kedengkian saudara-saudaranya, Yusuf dibuang ke dalam sebuah telaga di padang pasir. Berkat kuasa Allah, selama beberapa hari didalam telaga itu, ia sehat walafiat. Seperti sehatnya Ibrahim ketika dibakar oleh raja Namrudz.
Yusuf ditemukan oleh para musafir yang sering lalu-lalang di gurun pasir itu, baik sebagai pedagang maupun sebagai penggembala. Kemudian mereka menjualnya kepada komandan Pasukan Pengawal milik Raja Fir’aun yang berkuasa di Mesir. Komandan yang bernama Potifar itu, membawa Yusuf ke rumahnya. Di sini kagi-lagi Yusuf mendapat godaan dari isteri Potifar yang cantik, bernama Zuleha. Yusuf menolak ajarak bermain serong.
Namun fitnah itu pula yang membuat Yusuf terpaksa masuk penjara. Banyak penghuni penjara yang merasa kagum kepada Yusuf yang berbudi perkerti luhur itu. Sesungguhnya tanda-tanda kerasulan sudah tampak, sejak ia dibuang ke dalam telaga. Ada saja jalan yang diatur oleh Yang Maha Kuasa, agar Yusuf dibebaskan.
Ketika itulah Raja Fir’aun bermimpi, dimana tak seorangpun dapat menafsirkannya. Lalu ada yang memberi tahu, bahwa dalam penjara ada anak muda yang akan mampu menafsirkan mimpi itu. Yusuf dibebaskan, karena ia berhasil menafsirkan mimpi Raja Fir’aun.
Dimana akan datang tujuh tahun subur dan panen melimpah ruah, dan kemudian akan datang pula masa tujuh tahun paceklik dan kelaparan. Atas mimpi yang bertuah itu, Raja Fir’aun mempersiapkan panen gandum untuk berjaga-jaga pada musim kelaparan yang akan datang. Yusuf dibebaskan dan diangkat menjadi Menteri urusan pangan, yang menetuan pemakaian gandum di kerajaan itu, ketika itulah datangnya pertemuan Yusuf dengan orang tua dan saudara-saudaranya, ketika utusan dari Palestina datang untuk membeli gandum.
Melalui Benyamin yang sengaja dituduh menuri, akhirnya Yusuf bertemu dengan saudaranya. Mereka kemudian membawa ayahnya Ya’kub, berkumpul di Mesir. Sejak itulah, sejak Yusuf menjadi pejabat penting di Kerajaan Fir’aun itu, keluarga Ya’kub dan anak-anaknya pindah ke Mesir. Di sini mereka berkembang biak, dan seluruh Bani Israel menjadi penduduk Mesir. Sampai pada suatu saat kelak, Nabi Musa as, membawa kembali mereka ke Palestina.
Menurut catatan sejarah, nabi Ya’kub akhirnya meninggal di Mesir. Tetapi kemudian mayatnya dibawa ke Palestina, karena bapak Bani Israel, dan dimakamkan di Masjid Al-Khalil di Hebron, Palestina. Di sini juga berdampingan dengan isterinya Lea. Jemaah yang berkunjung ke Masjid Ibrahim ini, sekaligus menziarahi 6 makam bersejarah, yaitu makam Ibrahim, Siti Sraha, Ishaq, Rebecca, Ya’kub, dan Lea. Semoga Allah SWT menerima mereka di sisi-Nya secara layak.
 Dikutip dari : Masjidil Aqsha Diambang Pintu Perang Teluk: Luqman Hakim Gayo
Previous
Next Post »
Thanks for your comment