Menurut catatan kuno, Nabi Ishaq
menikah dengan gadis pilihannya bernama Rebecca. Ada yang menyebutkan dengan
nama Ribkah. Tetapi dalam AlQur’an sendiri, tidak disebut dengan siapa nabi
Ishaq menikah. Dari Rebecca, ia memperoleh dua anak laki-laki, masing-masing
bernama Ya’kub dan Esau.
Dari cerita turun-temurun kita
dengar, kedua bersaudara ini tidak pernah akur, selalu terjadi pertengkaran.
Ya’kub memang berbeda nasib dengan Esau. Ya’kub lebih jelek dan miskin, sementara
Esau lebih gagah dan kaya. Isterinya juga cantik, demikian juga anak-anaknya.
Merasa tidak tenang karena selalu
diejek oelh saudaranya sendiri, Ya’kub minta izin kepada ayahnya untuk pergi
memisahkan diri dari kelompok keluarganya itu. Ya’kub berjalan pada malam hari
dan tiba di suatu tempat juga malam hari. Karena perjalanan malam itulah,
Ya’kub disebut dengan julukan si Isra’. Artinya, si Pejalan Malam. Anak-anaknya
kemudian disebut dengan Bani Israel. Keturunan inilah yang menjadi bangsa
Yahudi sekarang yang menduduki Palestina secara paksa.
Dari dua isteri, Ya’kub memperoleh
12 anak. Salah satu diantaranya adalah Yusuf Alaihissalam yang kemudian hari
itu juga diangkat menjadi Rasul. Ada cerita menarik tentang Yusuf ini, seperti
yang terkandung dalam AlQur’an. Ternyata semua itu, memang sudah diatur oleh
Allah SWT.
Dari kedengkian saudara-saudaranya,
Yusuf dibuang ke dalam sebuah telaga di padang pasir. Berkat kuasa Allah,
selama beberapa hari didalam telaga itu, ia sehat walafiat. Seperti sehatnya
Ibrahim ketika dibakar oleh raja Namrudz.
Yusuf ditemukan oleh para musafir
yang sering lalu-lalang di gurun pasir itu, baik sebagai pedagang maupun
sebagai penggembala. Kemudian mereka menjualnya kepada komandan Pasukan
Pengawal milik Raja Fir’aun yang berkuasa di Mesir. Komandan yang bernama
Potifar itu, membawa Yusuf ke rumahnya. Di sini kagi-lagi Yusuf mendapat godaan
dari isteri Potifar yang cantik, bernama Zuleha. Yusuf menolak ajarak bermain
serong.
Namun fitnah itu pula yang membuat
Yusuf terpaksa masuk penjara. Banyak penghuni penjara yang merasa kagum kepada
Yusuf yang berbudi perkerti luhur itu. Sesungguhnya tanda-tanda kerasulan sudah
tampak, sejak ia dibuang ke dalam telaga. Ada saja jalan yang diatur oleh Yang
Maha Kuasa, agar Yusuf dibebaskan.
Ketika itulah Raja Fir’aun bermimpi,
dimana tak seorangpun dapat menafsirkannya. Lalu ada yang memberi tahu, bahwa
dalam penjara ada anak muda yang akan mampu menafsirkan mimpi itu. Yusuf
dibebaskan, karena ia berhasil menafsirkan mimpi Raja Fir’aun.
Dimana akan datang tujuh tahun subur
dan panen melimpah ruah, dan kemudian akan datang pula masa tujuh tahun
paceklik dan kelaparan. Atas mimpi yang bertuah itu, Raja Fir’aun mempersiapkan
panen gandum untuk berjaga-jaga pada musim kelaparan yang akan datang. Yusuf
dibebaskan dan diangkat menjadi Menteri urusan pangan, yang menetuan pemakaian
gandum di kerajaan itu, ketika itulah datangnya pertemuan Yusuf dengan orang
tua dan saudara-saudaranya, ketika utusan dari Palestina datang untuk membeli
gandum.
Melalui Benyamin yang sengaja
dituduh menuri, akhirnya Yusuf bertemu dengan saudaranya. Mereka kemudian
membawa ayahnya Ya’kub, berkumpul di Mesir. Sejak itulah, sejak Yusuf menjadi
pejabat penting di Kerajaan Fir’aun itu, keluarga Ya’kub dan anak-anaknya pindah
ke Mesir. Di sini mereka berkembang biak, dan seluruh Bani Israel menjadi
penduduk Mesir. Sampai pada suatu saat kelak, Nabi Musa as, membawa kembali
mereka ke Palestina.
Menurut catatan sejarah, nabi Ya’kub
akhirnya meninggal di Mesir. Tetapi kemudian mayatnya dibawa ke Palestina,
karena bapak Bani Israel, dan dimakamkan di Masjid Al-Khalil di Hebron,
Palestina. Di sini juga berdampingan dengan isterinya Lea. Jemaah yang
berkunjung ke Masjid Ibrahim ini, sekaligus menziarahi 6 makam bersejarah, yaitu
makam Ibrahim, Siti Sraha, Ishaq, Rebecca, Ya’kub, dan Lea. Semoga Allah SWT
menerima mereka di sisi-Nya secara layak.
Dikutip dari : Masjidil Aqsha Diambang Pintu Perang Teluk: Luqman Hakim Gayo
ConversionConversion EmoticonEmoticon