Melihat kekacauan di bumi yang tak
pernah aman ini, tentu akan terpiki siapakah sebenarnya berkuasa sebagai
pemiliknya? Negeri damai tempat kelahiran para Nabi, kini menjadi rebutan.
Seharusnya tak perlu terjadi saling ingin berkuasa, saling ingin memiliki.
Bukankah semua agama mengajarkan kedamaian. Tapi, itulah yang kini terjadi di
Palestina. Bangsa Yahudi atau Israel ingin menguasai penuh sebagai pemilik
tunggal tanah suci itu. Mereka menganggap, satu-satunya pemilik tanah leluhur
kelahiran sejumlah Nabi itu adalah Bangsa Israel.
Seperti dalam sejarah, Israel adalah
Ya’kub alaihissalam. Kedua belas anaknya merupakan dua belas Bani Israel.
Ketika Nabi Yusuf as menjadi pejabat penting di Mesir, kedua belas suku itu
telah ikut pindah ke sana dan berkembang biak secara cepat. Bukan saja di
sektor swasta, tetapi dalam pemerintahan pun mereka mulai dominan.
Raja Fir’aun Ramses II yang ketika
itu memerintah, mulai khawatir. Apalagi melalui impian, bahwa suatu saat
kerajaannya akan jatuh ke tangan israel itu. Lalu Raja Fir’aun memutuskan,
membunuh semua bayi laki-laki keturunan Israel. Namun demikian, Musa
alaihissalam akhirnya di selamatkan dari ancaman pembunuhan itu. Bahkan Allah
SWT mentakdirkan, Nabi Musa dibesarkan di istana Fir’aun yang kelak menjadi
musuh utamanya.
Peristiwa Musa membunuh seorang
bangsa Mesir, hanya sekedar sebab mengapa ia diusir dari negara itu. Tetapi
satu hal yang pasti, ia memang mendapat peintah membawa kaumnya keluar Mesir,
setelah ia mendapat mandat menjadi rasul Allah untuk bangsa Israel. Yang
manjadi persoalan sekarang, kapankah Musa membawa kaumnya ke Palestina?
Para ahli sejarah berbeda pendapat
tentang waktunya. HR. Hall dalam bukunya The Ancient History of Near East
(1927), Musa membawa kaumnya meninggalkan mesir sekitar 1400 SM – 1350 SM.
Sedangkan Adolf Lods dan O. Eissfeld memperkirakan antara tahun 1236 SM – 1225
SM. Sementara Daniel Dziches memperkirakan antara 1280 SM – 1250 SM.
Tetapi sebuah perkiraan yang mendekati
kebenaran adalah, dihitung sejak Musa membunuh seorang Bangsa Mesir itu. Ketika
itu yang memerintah adalah Ramses II, tahun 1236 SM. Musa baru berusia 20
tahun. Ketika ia diangkat menjadi Rasul, usianya sudah 80 tahun, atau 60 tahun
sesudah 1236 SM, atau sekitar 1176 SM. Dengan perhitungan itu, diperkirakan
tahun 1176 SM, Nabi Musa membawa kaumnya keluar dari Mesir.
Dikutip dari : Masjidil Aqsha Diambang Pintu Perang Teluk: Luqman Hakim Gayo
ConversionConversion EmoticonEmoticon