Mengutip kata bijak dari seseorang-yang telah lupa siapakah
dia. Kurang lebih demikian, bilamana telah berbuat suatu kebaikan, maka
janganlah tinggi hati. Sebagai mana akar bagi tanaman.
Akar.
Begitulah akar. Ia menjadi penopang cadangan air yang bagi
makhluk hidup manapun di bumi membutuhkannya. Akar yang harus bekerja jauh
lebih berat karena ia harus menelusup perlahan ke dalam tanah, pun tak semua
tanah lunak untuk dipecah. Bergerak dengan sabar karena ia memang tak
ditakdirkan untuk bisa berlari kencang. Namun dengan kesabaran dan kelembutan
geraknya itu hingga batu keras pun ditaklukkannya.
Begitulah akar. Ia yang bertanggung jawab menjadi pondasi pabrik
alami di atasnya. Akar harus bisa menjamin cengkramannya ke dalam tanah tak
akan membuat batang dan bagian lainnya tak mudah ditumbangkan. Melindunginya
dari dalam tanah justru dari ancaman luar berupa angin dan banjir. Atau bahkan
dari sifat rakus manusia yang dengan kasar menngusur batang dari si akar
menggunakan gergaji-gergaji mesin.
Akar sesulit apapun ia menerobos tanah dan batu, itu harus.
Karena batang harus minum, karena cabang harus minum, ranting, daun, bunga
hingga buahnya. Jadi akar harus terus mencari air. Semakin jauh ia bekerja,
semakin dalam ia menembus bumi. Semakin sadar bahwa bagian lainnya membutuhkan
bantuan, maka semakin tekad ia terus ke dalam. Semakin akar itu berjasa,
semakin ia berada di bawah.
Begitulah akar. Ia harus menemukan air. Setelah susah payah
bertemu air, ia harus segera membaginya pada yang lain. Pada batang akar tumbuh
besar. Pada cabang agar terus berkembang, pada ranting agar terus bertambah,
pada daun agar selalu menghijau, bunga tetap wangi, dan buah menjadi manis.
Begitulah akar. Air yang didapatnya menjadikan pohon penuh
manfaat. Menjadikan batang kayu yang kuat untuk bangunan manusia, cabang dan
ranting untuk kayu bakar, bahkan daun untuk fotosintesis dan menghasilkan
oksigen, bunga-bunga cantik yang menghidupi lebah-lebah madu, kemudian buah
yang dipetik karena manisnya. Air hasil kerja akar akan menjadikan tanaman
hadir sebagai makhluk mengagumkan di bumi. Makhluk penuh manfaat bagi manusia
dan binatang. Segala bagian tubuhnya membuat manusia tertarik menjadikannya
objek perdagangan.
Bagitulah akar. Ia menjadikan tanaman sangat menarik bagi
makhluk lainnya. Tapi akar tetap setia pada tanggung jawabnya. Akar tetap
dibawah dan akan terus ke bawah. Saat orang lain menebang batangnya untuk
dijual, cabang dan ranting untuk dibakar, daun dan bunga untuk hiasan, bahkan
buah manis untuk dimakan, akar tidak iri. Ia tetap masuk ke dalam tanah. Tak
pernah protes mencuat ke atas karena merasa diabaikan sementara lainnya hidup
dari jeri payahnya mencari air. Akar tetap rendah hati menerobos tanah. Tidak
iri karena tidak dapat tumbuh tinggi, tidak iri karena tidak dapat tumbuh lebat
dan menaungi, karena tidak menjadi wangi apa lagi manis. Tidak berhenti
mencarikan air walau di atas sana yang dipuji bukan dirinya. Tidak berkhianat walau
tak pernah ada yang memandang dan menilainya.
Dan
akar... Semakin ia berjasa semakin ia ke bawah.
ConversionConversion EmoticonEmoticon